Langsung ke konten utama

Tri Suryadi, S.E (Wali Feri) Pemimpin Cerdas Yang Lahir Dari Akar Rumput (Grass Root)


Tri Suryadi, S.E yang akrab disebut “Wali Feri” merupakan sosok yang saat ini menjadi buah bibir hampir disemua lapisan masyarakat Padang Pariaman, ketokohan dan sosok beliau dianggap cocok dalam memimpin daerah yang dijuluki "Piaman Laweh" itu kedepan. Kecerdasan, Kesantunan dan Karakter yang kuat dalam diri beliau, membuat dia mudah menyatu dan diterima dalam semua kalangan serta lapisan masyarakat.

Tri Suryadi, S.E merupakan tokoh dan seorang politisi muda yang cerdas, kritis, dan berkararkter kuat. Kecerdasan dan karakter beliau yang khas ditengah-tengah masyarakat bukanlah terlahir secara “instan” begitu saja dan semua itu juga diakui oleh kawan dan "lawan" politiknya dipadang pariaman, karna sebelum seperti sekarang ini sosok seorang Wali Feri memanglah benar-bernar terlahir dari akar rumput (grass root). Wali Feri saat ini juga aktif sebagai Mahasiswa Magister Sosial Politik Unand, beliau sempat merantau kenegeri orang sebelum memutuskan pulang kampung sehingga menjadi ketua pemuda, Wali Korong selama 3 tahun, kemudian menjadi Wali Nagari Pilubang selama 3 tahun.

Dengan kapasitas dan kapabilitas beliau dalam memimpin Nagari Pilubang selama 3 tahun, ditahun 2014 wali Feri memutuskan untuk melanjutkan pengabdianya menjadi Anggota DPRD Padang Pariaman periode 2014-2019 dan beliau terpilih dengan suara terbangak di Dapilnya. 4 tahun beliau mengabdi menjadi Legislator namanya semakin melambung tinggi dengan karakter beliau yang sangat santun dan cerdas sehingga melekat dihati masyarakat. Kemudian wali Feri menunjukan kualitasnya dan kapabilitasnya sebagai seorang legislator harapan Sumater Barat kedepan. sehingga dengan kemampuan dan pendidikan politik yang dia hadirkan ditengah-tengah masyarakat mampu mengantarkan beliau menjadi anggota DPRD PROV SUMBAR Periode 2019-2024. 

Histori perjalanan politik yang dimiliki seorang wali peri menggambarkan bahwa seorang pemimpin yang berkarakter bukan hadir secara alamiah begitu saja, tapi tumbuh dan berkembang karna sentuhan keluarga, sosial, dan akademik yang mumpuni. Wali peri mengungkapkan, baginya menjadi anggota DPRD Prov ini merupakan langkah awal bagi beliau untuk melanjutkan pengabdian untuk Sumatera barat, karna baginya "BANYAK BERGAUL dan BICARA DENGAN MASYARAKAT ADALAH DUA HAL YANG TIDAK BISA DIPISAHKAN DALAM DIRI DAN PERJALANAN HIDUP SAYA" cetus Wali Feri.

Diusianya yang tergolong masih muda, matang dan berada dimasa keemasanya sebagai seorang politisi, Wali Feri sangat dikenal akrab dengan masyarakat saat ini juga digadang-gadangkan sebagai sosok pemimpin atau Bupati yang ideal dalam membangun kabupaten padang pariaman kedepan. Banyak kalangan menilai bahwa dalam membangun kabupaten padang pariaman kedepan haruslah dipimpin oleh sosok pemimpin yang mengerti, dan mampu menggerakan arus bahwa sistem demokrasi yang ada. karna dengan pengalaman beliau dimulai dari garis bawah diawali sebagai ketua pemuda, wali korong, wali nagari, anggota DPRD Kab. Padang Pariaman, dan DPRD Provinsi Sumatera Barat (sampai sekarang) dinilai sangat cocok dan mengerti dengan kebutuhan padang pariaman sebagai Bupati Padang Pariaman Periode 2020-2025. 

Banyak harapan dan do'a yang tertumpang dalam diri seorang wali feri dalam membangun padang pariaman kedepan, dukungan dan do'a itu berasal dari semua kalangan lapisan masyarakat seperti petani, peternak, tokoh-tokoh masyarakat, akademisi, maupun tokoh-tokoh nasional yang siap mendukung Wali Feri sebagai Bupati Padang Pariaman 2020-2025 demi kemajuan padang pariaman yang sejahtera dan semua itu harus dimulai dari arus bawah sebagai penggerak utama, karena pemimpin daerah bukan sebagai simbolik dan formalitas semata tapi buah pikiran dan kebijakan haruslah mampu menggerakan sistem demokrasi dan kesejahteraan masyarakat. -AM



Komentar

Postingan populer dari blog ini

"Minang" Pai, Tingga "Kabau" (isu kontemporer peradapan minang dan islam)

Oleh: AznilM Adat basandi syarak, syarak basandi khitabulah (Adat Bersendi Syarak,Syarak Bersendi Kitabullah), merupakan kerangka filosofis orang Minangkabau yang menjadikan islam sebagai landasan utama dalam kehidupan sosial dan kelembagaan masyarakat minangkabau selama ini. Namun nilai-nilai dan filosofi itu sendiri sudah mulai tergerus dan terkiris oleh sebagian oknum  pemuka adat/pemerintahan yang tidak menjadikan lagi "surau (mesjid)" sebagai lembaga tertinggi dalam mempertahankan peradaban minang dan islam dimasa yang akan datang. Banyak kita temukan masjid yang kosong (kecuali Jum'at) di daerah tertentu, bahkan azan pun tidak ada. dan juga banyak kita temukan oknum pemuka adat/pemerintahan, serta generasi muda yang tidak menunjukan karakter positif dan jauh dari syariat agama. Miris memang..! Mereka berbicara adat hanya dalam tatanan "bajenjang naiak, batanggo turun" (dalam sebuah organisasi yg sifatnya struktural atau hanya cara adat/perkawi