Langsung ke konten utama

Postingan

“Pemimpin” vs Ilmuan. Masih Relevankah..?

Ir. Soekarno merupakan salah seorang deklarator bangsa ini yang dikenal dengan narasi/orasi dan kharisma beliau yang mampu membangkitkan para pejuang dan berbagai lintas generasi bangsa ini. sehingga tidak salah jika beliau disebut seorang narator ulung terbaik.  Berbeda halnya dengan Prof. Dr. Muhammad Hatta yang juga merupakan salah seorang ilmuan, pendidik, konseptor dan seorang deklarator bangsa ini,  dengan latar belakang konsep seorang ekonom yang khas melekat dalam dirinya. Ir. Soekarno dan Prof. Dr. muhammad Hatta mereka berdua kita kenal dengan “konsep dwitunggal” yang sangat berjasa meletakan dasar perjuangan dan arah politik bangsa ini. Namun dwitunggal ini tidak berjalan lama, karna ditahun 1956 (11 tahun indonesia merdeka) hatta mengundurkan diri dengan perbedaan pandangan yang sudah lumrah terjadi (yang kontroversi menjadi sejarah kelam negeri ini).  Kita tidak bisa urai dan tidak sedang mengkaji siapa yang benar dan kenapa mereka berpisah. Namun, hakikatnya
Postingan terbaru

Tri Suryadi, S.E (Wali Feri) Pemimpin Cerdas Yang Lahir Dari Akar Rumput (Grass Root)

Tri Suryadi, S.E yang akrab disebut “Wali Feri” merupakan sosok yang saat ini menjadi buah bibir hampir disemua lapisan masyarakat Padang Pariaman, ketokohan dan sosok beliau dianggap cocok dalam memimpin daerah yang dijuluki "Piaman Laweh" itu kedepan. Kecerdasan, Kesantunan dan Karakter yang kuat dalam diri beliau, membuat dia mudah menyatu dan diterima dalam semua kalangan serta lapisan masyarakat. Tri Suryadi, S.E merupakan tokoh dan seorang politisi muda yang cerdas, kritis, dan berkararkter kuat. Kecerdasan dan karakter beliau yang khas ditengah-tengah masyarakat bukanlah terlahir secara “instan” begitu saja dan semua itu juga diakui oleh kawan dan "lawan" politiknya dipadang pariaman, karna sebelum seperti sekarang ini sosok seorang Wali Feri memanglah benar-bernar terlahir dari akar rumput (grass root). Wali Feri saat ini juga aktif sebagai Mahasiswa Magister Sosial Politik Unand,  beliau sempat merantau kenegeri orang sebelum memutuskan pulang kam

"Minang" Pai, Tingga "Kabau" (isu kontemporer peradapan minang dan islam)

Oleh: AznilM Adat basandi syarak, syarak basandi khitabulah (Adat Bersendi Syarak,Syarak Bersendi Kitabullah), merupakan kerangka filosofis orang Minangkabau yang menjadikan islam sebagai landasan utama dalam kehidupan sosial dan kelembagaan masyarakat minangkabau selama ini. Namun nilai-nilai dan filosofi itu sendiri sudah mulai tergerus dan terkiris oleh sebagian oknum  pemuka adat/pemerintahan yang tidak menjadikan lagi "surau (mesjid)" sebagai lembaga tertinggi dalam mempertahankan peradaban minang dan islam dimasa yang akan datang. Banyak kita temukan masjid yang kosong (kecuali Jum'at) di daerah tertentu, bahkan azan pun tidak ada. dan juga banyak kita temukan oknum pemuka adat/pemerintahan, serta generasi muda yang tidak menunjukan karakter positif dan jauh dari syariat agama. Miris memang..! Mereka berbicara adat hanya dalam tatanan "bajenjang naiak, batanggo turun" (dalam sebuah organisasi yg sifatnya struktural atau hanya cara adat/perkawi

Diambang Senja Kemerdekaan, Bangunlah.!

Oleh : AznilM 71th Indonesia merdeka..! pada 17 agustus 1945 merah putih berkibar untuk pertama kalinya sekaligus melambangkan kegagahan serta keberanian para pejuang, dan putra-putri terbaik bangsa ini bahwa dengan rahmat Tuhan YME dilandasi keyakinan dan motivasi yang kuat untuk mewariskan bangsa ini kepada anak cucunya agar terbebas dari belenggu penjajahan yang begitu pelik untuk dirasakan saat itu. Namun, cita-cita (saya sebut dengan janji) kemerdekaan yg dituangkan didalam UUD 1945; 1. untuk memajukan kesejahteraan umum, 2. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 3. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, 4. perdamaian abadi dan keadilan sosial. Haruslah kita wujudkan bersama-sama (bukan kita tuntut) karna sebelum keempat janji itu belumlah terpenuhi bangsa kita belumlah sepenuhnya merdeka, karna itu merupakan warisan bagi peradaban bangsa indonesia dulu, sekrang, nanti, maupun selama-lamanya. Musuh atau ancaman bangsa ini bukanlah bangsa

Pentingnya Pemahaman/Konsep “Cita-Cita” Diusia Remaja

Oleh: AzniM Kita masih ingat waktu masih duduk dibangku TK dan SD, sebuah pertanyaan yang selalu dilontarkan guru untuk anak didiknya, pertanyaan yang sampai sekarang masih teringat jelas seperti, apa cita-cita kalian? Atau kalian mau jadi apa? Hampir dari semua orang menjawab “cita-cita saya mau jadi Presiden,Dokter,Polisi,Astronot,dll. ” seiring dengan berkembang proses pemikiran atau pendidikan seseorang tanpa disadari semua bisa berubah dan terkadang hilang begitu saja. Semua itu tidak bisa kita salahkan dan saya sangat yakini dimasa itu bahwa jawaban spontan keluar dari mulut   seseorang tanpa konsep pemahaman yang   jelas. Karena saat itu yang kita kenal adalah sosok yang beseragam saja. Terlepas dari masa-masa waktu TK/SD dulu yang begitu semangat mengutarakan mau jadi apa dan punya cita-cita apa, sebagian diantara kita memperbaiki konsep dari cita-cita itu sesuai perkembangan pendidikan atau ilmu yg dimiliki. dan mengalihkannya kepada arah yang membuat

Garuda yang Terabaikan (Masalah dan Tanggung Jawab Kita semua)

Oleh: AznilM Bangsa yang besar itulah kata-kata yang banyak disematkan Orang/Bangsa lain untuk Bangsa Indonesia ini, apakah itu mereka nilai dari luas geografis ataukah dari perjalanan panjang sejarah Bangsa ini yang bisa kita bangga kan dibandingkan negara lain yang minim akan identitas bangsa yangg beraneka ragam. memang itu semua harus kita akui dan kita banggakan sehingga Pancasila bisa memekarkan sayapnya sebagai pondasi Bangsa Indonesia. Disisi lain kita harus akui begitu kompleks masalah diberbagai bidang baik dari segi Agama, sosial, Politik, Pendidikan, Moral dan Budaya, semakin memprihatinkan. Garuda yang dulunya gagah berani memandang kedepan membuat Bangsa lain  takjub, sekarang menjadi pesimistis dengan masalah yang tak kunjung usai. Saya sebagai penulis Tulisan ini, salah satu diantara banyak generasi yang masih percaya dan optimis bahwa bangsa Indonesia ini sedang dalam proses menuju kemajuan dalam bidang ekonomi, Politik. tapi tidak halnya dengan Agama, So