Langsung ke konten utama

Diambang Senja Kemerdekaan, Bangunlah.!

Oleh : AznilM


71th Indonesia merdeka..! pada 17 agustus 1945 merah putih berkibar untuk pertama kalinya sekaligus melambangkan kegagahan serta keberanian para pejuang, dan putra-putri terbaik bangsa ini bahwa

dengan rahmat Tuhan YME dilandasi keyakinan dan motivasi yang kuat untuk mewariskan bangsa ini kepada anak cucunya agar terbebas dari belenggu penjajahan yang begitu pelik untuk dirasakan saat itu.

Namun, cita-cita (saya sebut dengan janji) kemerdekaan yg dituangkan didalam UUD 1945; 1. untuk memajukan kesejahteraan umum, 2. mencerdaskan kehidupan bangsa, dan 3. ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, 4. perdamaian abadi dan keadilan sosial. Haruslah kita wujudkan bersama-sama (bukan kita tuntut) karna sebelum keempat janji itu belumlah terpenuhi bangsa kita belumlah sepenuhnya merdeka, karna itu merupakan warisan bagi peradaban bangsa indonesia dulu, sekrang, nanti, maupun selama-lamanya.

Musuh atau ancaman bangsa ini bukanlah bangsa lain, tapi bangsa kita sendiri dalam bentuk SDM (Sumber daya Manusia) yang krisis akan kriteria berketuahan dan berkeadilan sosisal tersebut. SDM kita sendirilah yang menjadi penghambat dalam mewujudkan janji kemerdekaan itu, karna sikap pesimis generasi penerusnya lebih dominan dari pada usaha mereka untuk memajukan bangsa ini dalam kerja dan karakter mereka yg patut untuk ditiru. karna masih banyak para penguasa yg memandang indonesia hanyalah "milik" bagi orang yg mewarisi tahta (keturunan) sebagai pemimpin dan pengusaha sehingga tak banyak pemimpin yang berintegritas, cerdas, bermoral, dan RELIGIUS. karna UUD dasar mengakui bangsa ini merdeka karna Rahmat Tuhan YME tapi masih banyak pemimpin kita yg tak melambangkan RELIGIUS mereka baik istri atau keluarga mereka.

Sekarang, nanti, dan selama-lamanya ditangan kita kemana bangsa ini tumbuh dan berkembang. Akankah menjadi bangsa yang memiliki harapan tinggi, tapi tak banyak yg dilakukan generasi penerusnya.? Ataukah membiarkan orang menguasai (menjajah) fikiran, budaya, dan kehidupan bangsa kita dalam kemajemukan yg tak berlandaskan ketuhanan.? Ditangan kitalah bangsa ini mengarah jikalau masa akan memanggilmu sudah saatnya kamu "disana". bangunlah putra-putri terbaik bangsa ini, cerdaskanlah dirimu. Karna "penjajah" tak akan menyerang bangsamu dengan "senjata" mereke, namun "mereka" akan menguasai fikiranmu dalam koridor cara berfikir mereka, membodohimu, dan mengandu dombamu. By: Aznil Mardin

#DirgahayuRi71th #AM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tri Suryadi, S.E (Wali Feri) Pemimpin Cerdas Yang Lahir Dari Akar Rumput (Grass Root)

Tri Suryadi, S.E yang akrab disebut “Wali Feri” merupakan sosok yang saat ini menjadi buah bibir hampir disemua lapisan masyarakat Padang Pariaman, ketokohan dan sosok beliau dianggap cocok dalam memimpin daerah yang dijuluki "Piaman Laweh" itu kedepan. Kecerdasan, Kesantunan dan Karakter yang kuat dalam diri beliau, membuat dia mudah menyatu dan diterima dalam semua kalangan serta lapisan masyarakat. Tri Suryadi, S.E merupakan tokoh dan seorang politisi muda yang cerdas, kritis, dan berkararkter kuat. Kecerdasan dan karakter beliau yang khas ditengah-tengah masyarakat bukanlah terlahir secara “instan” begitu saja dan semua itu juga diakui oleh kawan dan "lawan" politiknya dipadang pariaman, karna sebelum seperti sekarang ini sosok seorang Wali Feri memanglah benar-bernar terlahir dari akar rumput (grass root). Wali Feri saat ini juga aktif sebagai Mahasiswa Magister Sosial Politik Unand,  beliau sempat merantau kenegeri orang sebelum memutuskan pulang kam

"Minang" Pai, Tingga "Kabau" (isu kontemporer peradapan minang dan islam)

Oleh: AznilM Adat basandi syarak, syarak basandi khitabulah (Adat Bersendi Syarak,Syarak Bersendi Kitabullah), merupakan kerangka filosofis orang Minangkabau yang menjadikan islam sebagai landasan utama dalam kehidupan sosial dan kelembagaan masyarakat minangkabau selama ini. Namun nilai-nilai dan filosofi itu sendiri sudah mulai tergerus dan terkiris oleh sebagian oknum  pemuka adat/pemerintahan yang tidak menjadikan lagi "surau (mesjid)" sebagai lembaga tertinggi dalam mempertahankan peradaban minang dan islam dimasa yang akan datang. Banyak kita temukan masjid yang kosong (kecuali Jum'at) di daerah tertentu, bahkan azan pun tidak ada. dan juga banyak kita temukan oknum pemuka adat/pemerintahan, serta generasi muda yang tidak menunjukan karakter positif dan jauh dari syariat agama. Miris memang..! Mereka berbicara adat hanya dalam tatanan "bajenjang naiak, batanggo turun" (dalam sebuah organisasi yg sifatnya struktural atau hanya cara adat/perkawi